DIMANA IDENTITAS [BUDAYA] BEKASI !

DIMANA IDENTITAS [BUDAYA] BEKASI !

by MAJALAH.KOMUNITAS
12/08/2008 - 17:22

PENTING CIPTAKAN MULOK SEJARAH BEKASI 
Berbicara mengenai identitas budaya Bekasi kita harus sedikit menelisik perkembangan sejarah tanah patriot. Pada penelusuran sejarah, Majalah Komunitasmengangkat sisi budaya Bekasi dari pandangan dunia pendidikan.
Adalah N. Burhaniawan S.Pd guru di SDN Margajaya V Bekasi Selatan yang memotifasi membuat Diktat sederhana tentang sejarah Bekasi dalam bentuk buku panduan. Ia memberi judul bukunya dengan “BEKASI DULU DAN KINI, PANDUAN UMUM TENTANG KOTA BEKASI UNTUK SISWA SD” Penerbit Kelompok Kerja Guru (KKG) Gugus Margajaya Bekasi Selatan.
Buku Diktat setebal 34 halaman ini merekam jejak sejarah berdirinya Bekasi sejak jaman kerajaan Hindu Tarumanegara hingga kepemimpinan Mochtar-Pepen (Kota Bekasi) saat ini. Sayang data pendukung dalam profil Kota Bekasi masih menggunakan data angka tahun 2003. Sedangkan sejarahnya berdasarkan pengumpulan dari berbagai nara sumber cukup untuk menjadi bagian pengetahuan bagi sasaran Sekolah Dasar.
Dari niatnya, kita patut mengapresiasikan. Sebab, sejarah Bekasi harus tetap ada, dan akan terpatri sepanjang masa dengan memperkenalkan dan membangkitkan semangat belajar sejarah pada generasi muda, tentunya melalui pendidikan. Bila perlu, Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Dinas Pendidikan Kabupaten Bekasi, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan baik Kota maupun Kabupaten Bekasi membuat Silabus/Kurikulum Muatan Lokal (MULOK) tentang Sejarah dan Budaya Bekasi.
Walaupun masih dalam draf sederhana, apa yang dilakukan Burhan yang juga Ketua KKG-KTK Kecamatan Bekasi Selatan ini adalah tonggak awal bahwasanya Sejarah, Budaya Bekasi memang mendesak dan segera direalisasikan menjadi ‘MULOK WAJIB’ di sekolah oleh Pemkab/Pemkot Bekasi.
Hingga saat ini, menurutnya hanya Topeng Blantek Bekasi atau Topeng Ronggeng Cantik saja yang masuk pada dunia pendidikan. Itupun baru sebatas ekstrakurikuler di SD Kelas IV, V, VI dan SMP Kelas VII dan Kelas VIII. Untuk memperkenalkan kepada masyarakat, salah satu budaya asli Bekasi itu hanya dimainkan setahun sekali saat HUT Kota maupun Kabupaten Bekasi. Sisanya tampil di hajatan kampong-kampung pinggiran Bekasi. Sehingga, hampir masyarakat kurang mengenal budaya asli tersebut.
“Saat ujian akhir kelas tahun ajaran 2007/2008 kemaren bagi kelas VI, sekolah memberikan tugas untuk membuat topi, toka-toka dan ampreng, asesoris dari Topeng Blantek Bekasi,” ungkap Ketua KKG Gugus I Margajaya ini.
Buku Bekasi Dulu dan Kini, Panduan Umum Tentang Kota Bekasi Untuk Siswa Sekolah Dasar terdiri dari 4 Bab, diantaranya tentang sejarah jaman kerajaan Hindu Tarumanegara, jaman Kerajaan Galuh, Kerajaan Pajajaran, Kerajaan Sumedang Larang, jaman penjajahan Belanda, revolusi kemerdekaan, pemisahan Bekasi dari Kabupaten Jatinegara dan terbentuknya daerah otonom Kota Bekasi.
Lainnya tentang arti lambing Kota Bekasi, visi dan misi, profil daerah, ekonomi, fasilitas umum dan sosial serta sarana dan prasarana pemukiman. Sayang data yang disajikan terutama mengenai sejarah terkini di Bekasi mencantumkan angka-angka tahun 2003.
Pada bulan Agustus, tepatnya 15 Agustus 2008 ini, Kabupaten Bekasi memasuki usia ke 58 tahun. Banyak hal yang menjadi PR buat daerah ini, terutama infrastruktur yang masih terkonsentras di wilayah perkotaan. Sehingga diwilayah bagian selatan dan utara masih tergolong tertinggal. Hingga saat ini adanya wacana pemekaran wilayah utara menjadi sebuah kabupaten yang terpisah dari Kabupaten Bekasi.
Dibidang pendidikan, di kabupaten ini juga tergolong sangat tertinggal. Banyak ruang kelas dan gedung yang kondisinya sangat memprihatinkan. Padahal daerah ini penghasil minyak dan ribuan industri multinasional berdiri di wilayah ini. (red)

Posting Komentar