Wali Kota Bekasi Menangis dari Balik Kaca Penjara

Wali Kota Bekasi Menangis dari Balik Kaca Penjara

Tribunnews.com - Selasa, 14 Desember 2010 16:52 WIB
ShareCetak PDF Print Berita Ini + 
Wali Kota Bekasi Menangis dari Balik Kaca Penjara
Herudin/Tribunnews.com
Wali Kota Bekasi Mochtar Muhammad langsung ditahan usai diperiksa penyidik KPK, di kantor KPK, Jakarta Selatan, Senin (13/12/2010). Mochtar ditahan KPK karena diduga melakukan suap untuk mendapat Piala Adipura dengan APBD 2010, penyelewenangan dana APBD Pemkot Bekasi Tahun Anggaran 2010 dengan SPJ fiktif, serta penyelewengan APBD 2009.

9Share   
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -
 Wali Kota Bekasi Mochtar Muhamad menangis saat ratusan pendukungnya mendatanginya ke Rutan Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (14/12/2010).

Mochtar tak kuasa menahan tangis saat dirinya berpidato di hadapan ratusan pendukungnya dari balik kaca, ruang pendaftaran besuk Rutan Salemba.

Mochtar menangis lantaran dirinya merasa bahwa penahanannya berbau politik. Dia merasa sebagai korban politik. "Terima kasih kawan-kawan. Ini masalah politik saja. Paham sendiri lah. Rezimnya memang lagi begini," ucap Mochtar di hadapan ratusan pendukung yang duduk rapi di aspal.

Setelah kalimat tersebut keluar dari mulutnya, Mochtar terdiam beberapa detik. Dan matanya mulai meneteskan air mata. Dan para pendukungnya sontak berteriak, "Hidup Pak Mochtar!."

Mochtar menjelaskan, bahwa dirinya adalah korban elit politik lantaran tidak ada alasan hukum sehingga KPK bisa mehanannya. Apalagi, sebut Mochtar, sejumlah prestasi yang diraih Kota Bekasi adalah di bawah kepemimpinannya selama dua tahun terakhir, termasuk Penghargaan Adipura 2010 dan status WTP pada Laporan Keuangan Kota Bekasi, yang diduga KPK sebagai hasil suap.

"Saat menteri Lingkungan Hidup yang baru, kita dapat Adipura, masih juga dibilang macam-macam. Padahal itu ukuran prestasi. Kalian tahu, Bekasi sekarang sudah berubah. Saya juga enggak ngerti, belum diperiksa langsung ditangkap (KPK)," keluh Mochtar yang mengenakan kaos olahraga putih berkerah.

Di akhir pidatonya, Mochtar minta pendukungnya khususnya dan warga Kota Bekasi umumnya untuk tetap tenang dan bersabar. Mochtar sebut bahwa penahanannya yang berbau politik ini adalah ujian dari Tuhan. "Kalau perlu, sesuai amanat Bung Karno, kita kembali ke UUD 45. Negara ini makin tak jelas arahnya," tandasnya.

Setelah pidato selama sekitar sepuluh menit itu, pendukung Mochtar berebut ingin bersalaman dengan Mochtar. Sayang, tangan mereka yang menempel di kaca pembatas hanya bisa merasakan dinginnya kaca tersebut, meski Mochtar membalas salaman tersebut.

Pelak momen itu membuat para pendukung Mochtar juga menangis seketika sembari meneriakan kalimat dukungan moral untuk pemimpin mereka tersebut. " Berjuang terus. Tetap berjuang. Luruskan arah perjuangan kita," tambah Mochtar.

Setelah mendapat kesempatan berpidato di hadapan pendukungnya, petugas rutan langsung menggiring Mochtar kembali ke selnya. Dan sejumlah anggota keluarga dan pejabat Kota Bekasi masih mengantri ingin menemui langsung Mochtar. Ada pula istri Mochtar, Sumiyati Mohtar, dan Ketua Komisi C DPRD Kota Bekasi, Sudirman, yang menemui Mochtar.

Kedatangan mendadak ratusan pendukung Mochtar ke rutan ini membuat jajaran Polres Jakpus mengerahkan puluhan anggotanya untuk pengamanan. Benar saja, massa sempat kisruh saat bersikukuh menemui langsung Mochtar. Namun, hal itu tak berlangsung lama karena pihak rutan mengizinkan Mochtar berpidato dari balik kaca tersebut.(*)

Posting Komentar